![]() |
@Desa |
Kondisi Desa
Letak dan Luas Wilayah
Desa
Tedeng secara administratif termasuk dalam wilayah kecamatan Jailolo, Kabupaten
Halmahera Barat, dengan jarak 2 km dari
kantor kecamatan. Jarak Desa Tedeng dari kantor Bupati Kabupaten Halmahera
Barat, sekitar 4 km. Waktu tempuh menuju pusat kota kecamatan sekitar 5 menit,
sedangkan waktu tempuh menuju ibukota kabupaten kira-kira 15 Menit.
Desa
Tedeng terdiri dari 8 kampung. luas wilayah desa Tedeng adalah 15.160
Ha dengan batas-batas sebagai berikut :
-
Sebelah Utara : Desa Akediri
-
Sebelah Selatan : Desa Acango
-
Sebelah Barat : Desa Hoku-Hoku Kie
-
Sebelah Timur : Desa Desa Porniti dan Kecamatan
KAO
Topografi dan Jenis Tanah
Desa
Tedeng secara topografi dengan ketinggian antara 0 s/d 535 m di atas permukaan
laut (dpl), sehingga tergolong dataran rendah. Suhu di daerah ini cukup
bervariasi antara 24 derajat saat paling dingin dan 35 derajat saat paling
panas. Jenis tanah yang ada di wilayah sebagian besar adalah tanah andisol.
Sifat tanah andisol adalah bersolum tebal / dalam dan berwarna kuning terang,
makin dalam makin terang. Tekstur liatnya silty loam dengan kadar liat kurang
dari 30 %. Kepekaan tanah andisol terhadap arosi cukup tinggi, keasamannya
bermacam-macam, dan bahan organiknya rendah.
Iklim
Iklim
desa Tedeng sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim
kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh terhadap pola tanam yang
ada di desa Tedeng kecamatan Jailolo.
Sarana dan Prasarana
Sarana
perhubungan yang menghubungkan dengan desa Tedeng dengan pusaat Kecamatan maupun Kota Kabupaten dengan jalan
darat dengan konstruksi sebagian jalan beraspal. Sedangkan dari pusat desa
menuju ke seluruh dusun dihubungkan oleh jalan aspal dan jalan tanah.
Keadaan
jalan yang sudah beraspal dan adanya mobil angkutan yang masuk mengakibatkan
mobilitas dalam kegiatan sehari-hari masyarakat menjadi tinggi. Bagi masyarakat
yang bekerja sebagai pedagang, atau mau bekerja keluar kota sangat terbantu
dengan adanya prasarana jalan angkut ini.
Sistem Usaha Tani
Ditinjau
dari jenis komoditas yang diusahakan, usaha tani yang ada di desa Tedeng dibedakan
menjadi empat, yaitu komoditas pertanian seperti jagung dan ketela, komoditas
kedua adalah kehutanan seperti pala, sagu, dan kelompok ketiga adalah komoditas
perkebunan seperti kelapa, kopi, durian, rambutan, dan cengkeh, dan kelompok
keempat adalah komoditas hijauan makanan ternak seperti rumput gajah. Sedangkan
ditinjau dari rotasinya dapat dibedakan menjadi dua yaitu komoditas yang
mempunyai rotasi lebih dari satu tahun dan komoditas yang kurang dari satu
tahun. Yang dimaksud rotasi disini adalah jangka waktu tanaman tersebut ditanam
sampai dengan tanaman tersebut tidak ekkonomis lagi diproduksi.
Jenis
komoditas kehutanan yang paling banyak ditanam adalah tanaman jati. Sedangkan
kemoditas perkebunan yang paling banyak ditanam adalah kelapa (cocus nucifera), cacao, cengkeh,
rambutan dan durian. Pohon kelapa ditanam oleh petani, sebagian diambil dari
buahnya namun sebagian besar lagi disadap niranya untuk dibuat menjadi minyak
goreng. Jenis komoditas kehutanan dan perkebunan ini mempunyai rotasi lebih
dari satu tahun.
Jenis
komoditas pertanian yang ada didesa terdiri dari jagung (Zeimays indurate), lombok, ubi
rambat, ubi kayu, (manihot utilissima),
dan sebagian besar adalah tanaman jagung dan ketela pohon. Keempat komoditas
pertanian tersebut ditanam pada lahan yang sama secara bergiliran sesuai dengan
musimnya. Pada penggiliran tanaman ini berlangsung dalam jangka waktu satu
tahun. Pada umumnya jagung dan cabai dan ubi kayu ditanam pada awal musim
penghujan (Oktober-November). Namun hal ini berlaku
jika lahan yang ada kekurangan air. Untuk lahan mudah dalam mendapatkan air
tidak menggunakan pola pergiliran karena setiap tahunnya hanya ditanami dengan
jagung saja.
Jumlah lahan yang kekurangan air atau biasa disebut tanah kering luasnya meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena tekanan jumlah penduduk yang menggunakan air untuk kebutuhan rumah tangga. Hal ini sudah dirasakan oleh penduduk. Dari kondisi seperti inilah sebenarnya keberadaan hutan rakyat mulai berkembang.
2.1.1. Sejarah Desa
Desa
Tedeng ada sejak tahun 1918 dengan nama Teden yang berarti pindah atau
melompat. Dan saat itu desa Tedeng masih digabung dengan desa Ngaon yang
berlokasi disamping sungai ngain (sekarang sungai Akediri). Pada saat itu suku
yang pertama adalah suku wayoli dan yang menjadi penduduk mula-mula ada 16
kepala keluarga dengan marga :
Djou, Wari, Yoba, Flory dan Men. Pada saat itu kehidupan penduduk desa Tedeng sangat rukun dan damai dan penduduk desa Tedeng memiliki mata pencaharian yaitu berburu dan bercocok tanam dengan sistem berpindah-pindah. Penduduk desa Tedeng saat itu menganut agama suku yaitu percaya pada roh-roh halus. Pada tahun 1926 desa tedeng melepaskan diri dari desa Ngaon dan membentuk desa sendiri tetapi dengan status tanah desa masih pinjam dan sistem pemerintahan dibawah pimpinan Nyira Lube (kepala desa yang pertama). Pada tahun yang sama jumlah penduduk desa Tedeng bertambah tiga keluarga yaitu Kasopa Muturu, Kasagosour, dan Wojur. Ketiga keluarga ini adalah suku Tobaru. Saat masuknya ketiga keluarga ini saat itu juga masuklah suku Tobaru di desa Tedeng. Pada tahun 1926 kemudian Injil pun masuk di desa Tedeng dan mambawa perubahan bagi penduduk desa Tedeng yaitu kepercayaan pada roh-roh halus beralih ke agama Kristen dan masih dibawah asuhan desa Idamdehe. Pada tahun 1930 status tanah desa Sah menjadi milik desa Tedeng sepenuhnya dengan cara dibeli oleh kepala desa dari penduduk Ngaon dan sistem pemerintahan pun berkelanjutan sampai sekarang, dan inilah nama-nama yang pernah menjabat kepala desa Tedeng : Nyira Lube (1926), Nyira Setu (Nyira Galala 1927), Koroni Flory (1928), Bajawa (1942), Djin Kasopa (1966), Kaliopas Kasopa (1978), Joce Rompis (1994), Herman J. Moanurak (2004 -2015)( Mispan Do Luthfi,S.STP 2015-2016) (Besty Alexander Tan 2016-2022) Fery Kasopa (2022-sekaran). Pada tahun 1980 desa tedeng secara administratif memiliki batas wilayah berdasarkan SP 80 yang berlaku hingga saat ini.
Jumlah penduduk Desa Tedeng pada tahun 2024 ada sebanyak 645 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 2680 jiwa yang terdiri dari 1.333 laki-laki dan 1.347 perempuan. Rata-rata setiap keluarga terdiri dari empat anggota keluarga.
Dari tabel diatas dapat diamati bahwa golongan usia produktif berjumlah 1952 jiwa (53 %) dan golongan usia tidak produktif adalah 359 jiwa (17 %). Kenyataan ini menunjukan bahwa tenaga yang tersedia di desa Tedeng bisa mengisi peluang kerja, sementara itu lapangan kerja yang tersedia sebagian besar adalah bidang pertanian termasuk peternakan dan perikananserta kehutanan karena lahan pertanian cukup tersedia. Keadaan tanah sangat subur.
Tingkat Pendidikan di Desa Tedeng tergolong baik, hal ini disebabkan fasilitas pendidikan cukup memadai. Fasilitas pendidikan di Desa Tedeng meliputi satu buah gedung Sekolah Dasar, satu buah taman kanak-kanak, dan satu buah SMK. Komposisi penduduk desa Tedeng berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat pada tabel berikut :
2.1.3. Keadaan Sosial
2.1.4 Keadaan Ekonomi
Sebagian
besar keluarga di Desa Tedeng mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. Hal
ini didukung dengan potensi ketersediaan lahan untuk bercocok tanam denga
tingkat kesuburan tanah yang alami (belum membutuhkan perlakuan pemupukan yang
sangat serius). Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Penduduk menurut Mata Pencaharian
No |
Mata
Pencaharian |
Jumlah |
|
Petani
Sendiri |
248 orang |
2 |
Petani
Buruh |
102 orang |
3 |
Nelayan |
10 orang |
4 |
Pengusaha |
- |
5 |
Buruh
Industri |
55 orang |
6 |
Buruh
Bangunan |
112 orang |
7 |
Pedagang |
35 orang |
8 |
Pengangkutan |
30 orang |
9 |
PNS/ABRI |
121 orang |
10 |
Pensiunan |
49 orang |
11 |
Pengangguran |
150 orang |
11 |
Lain-lain |
92 orang |
|
Jumlah |
1004 orang |
Sumber : Data monografi 2023
Luas
desa secara keseluruhan sebesar 15.160 Ha. Hal ini tersebut dapat dilihat dari
luas lahan untuk kegiatan pertanian yaitu sawah sebanyak 25 Ha dan tanah kering
seluas 700 Ha. sedangkan untuk hutan negara sebanyak 14.387 Ha. Lahan yang
digunakan untuk kuburan, lapangan, jalan, pemukiman dan sungai seluas 23 Ha. Perincian masing-masing lahan desa Tedeng
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Luas dan Penggunaan Lahan
No |
Penggunaan
Lahan |
Luas
(Ha) |
|
Tanah Rawah |
25 Ha |
2 |
Tanah Kering |
700 Ha |
3 |
Tanah Pekarangan |
48 Ha |
4 |
Lain-lain |
23 Ha |
5 |
Hutan Negara |
14.387 Ha |
|
Jumlah |
15.160 Ha |
Sumber
: Data monografi 2023
Selain
berkerja sebagai petani, pada umumnya peduduk juga memelihara ternak. Pilihan
pemeliharaan ternak ditujukan sebagai tabungan hidup, juga untuk memanfaatkan
lahan Negara yang sebagian besar merupakan ladang rumput sehingga hijauan pakan
ternak sangat mudah didapat. Jenis ternak yang dipelihara adalah kambing, sapi,
itik dan ayam. Pemeliharaan ternak oleh para petani sifatnya hanya berupa
pekerjaan sembilan bukan sebagai pekerjaan pokok. Hijauan makanan ternak (HMT)
diperoleh dari pekarangan, tegalan, dan sebagian besar dari hutan milik
Perhutani.
Jumlah
populasi ternak dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Jumlah Ternak
No |
Kepemilikan
Ternak |
Jumlah |
|
Sapi |
347 Ekor |
2 |
Kambing |
26 Ekor |
3 |
Ayam Kampung |
310 Ekor |
4 |
Itik |
32 Ekor |
|
|
|
Sumber : Data monografi 2023
2.2. Kondisi Pemerintah Desa
Pemerintah
disini diartikan organisasi atau lembaga yang memberi pelayanan kepada
masyarakat. Secara umum adanya undang-undang, peraturan pemerintah, Keputusan
Presiden, Peraturan Daerah dan Keputusan Pimpinan Daerah, adalah aturan yang
memberi gerak berjalannya lembaga-lembaga tersebut kelembagaan masyarakat
adalah suatu himpunan norma-norma dari tingkatan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat, dimana wujud kongkritnya adalah
asosiasi Lembaga-lembaga yang ada di desa adalah sebagai berikkut.
Tabel Kelembagaan
No |
Jenis
Kelembagaan Desa |
Jumlah Pengurus/Kader |
1 |
Badan Perwakilan Desa |
5 orang |
2 |
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Desa (LPMD) |
4 orang |
3 |
Lembaga Pemberdayaan Permpuan
dan Keluarga (LP2K) |
3 orang |
4 |
Lembaga Persatuan Pemuda (LPP) |
40 orang |
5 |
Lembaga Masyarakat Desa Hutan
(LMDH) |
10 orang |
6 |
Unit Pelayanan Kegiatan
Gabungan (UPKG) |
3 orang |
7 |
Koperasi credit union (CU) |
- orang |
8 |
Lembaga Adat |
10 orang |
9 |
Kelompok Tani |
110 orang |
10 |
RT |
8 orang |
11 |
RW |
- Orang |
12 |
Kelompok Kesenian |
25 orang |
13 |
Pos Obat Desa |
1 orang |
14 |
TK |
3 orang |
15 |
SD |
3 orang |
16 |
Kelompok Tani Ternak |
20 orang |
17 |
Desa Wisma |
21 orang |
18 |
Kader Posyandu |
15 orang |
Sumber
: Data monografi 2023
2.2.1. Pembagian wilayah desa
Tata ruang wilayah desa Tedeng berdasarkan SP 80 wilayah desa Tedeng terbagi atas areal pemukiman penduduk, areal sarana prasarana, areal pemakaman umum, areal hutan lindung dan hutan produksi. Pembagain wilayah berdasarkan sistem pemerintahan desa Tedeng terdiri atas 8 RT
0 Comments :
Berikan Komentar Anda